Sains dan Agama
Dua minggu yang lalu saya mendapat sebuah tugas oleh dosen untuk menggantikan ujian akhir, seketika terlintas dalam benak saya memilih judul yang sebenarnya belum terlalu familiar dalam benak saya, karena judul yang bagus yang menurut saya akan memuaskan saya memilih judul Sains dan Agama serta dalam filsafat. Sejenak memikirkan seorang filusuf betapa kerennya ya mereka, seorang pemikir sekaligus ada yang mampu mensinergikan antara sains dan agama, seperti Ibnu Sinna, beliau dapat menyatukan antara kedokteran dan agama dan yang oleh bangsa barat di sebut bengan Advicn, dan ada pula Ibnu Rusd, Ibnu Khaldun. Dan ialah orang-orang milik islam tentunya yang dapat menyatukan antara agama dan sains. Hemm hebat ya mereka jadi pingiin.
Kadang dalam hati banyak pertanyaan padahal para filusuf, para ilmuan banyak di miliki oleh orang Islam tap mengapa Renaisans malah terjadi di para tokoh barat dan dalam tehnologi khususnya, pada pertemuan kuliah mungkin sedikit terjawab bahwa para ilmuan islam hanya mampu membuka atau mengambil nya dari al-Quran, tetapi ilmuan barat lah yang menigakatkan kapasitasnya atau mengembangkannya. Mengutip pada pertemuan akhir kuliah ( kalau tidak salah ) hehe. Dosen saya juga memaparkan memaparkan judul ini dengan gaya dosen saya yang benar-benar khas wew. Bahwa akan mengeluarkan dua teori apabila Sains bertemu dengan Agama, yang pertama teori antara Agama dan sain akan saling membantu dan membutuhkan, kalau dalam ini saya mencontohkan kalau dalam Islam apabila seorang muslim terjilat atau sengaja di jilat oleh anjing atau yang sejenisnya yang berhunbungan dengan anjing maka harus dan wajib di cuci dengan air sebanyak tujuh bilasan dan menyertakan tanah di salah satu basuhanya, yang kemudian di teliti itu ternyata cara yang tepat untuk membunuh bakteri yang ada. Dan adapula apabila antara agama dan sains bertemu maka akan terjadi perpecahan dan akan menghancurkan salah satunya, dosen saya mencontohkan bahwa ilmuan Galileo harus membayar mahal dengan kematian, karena harus mempertahankan pikiran nya tentang Geosentris, yang pada waktu itu ia mencoba menbantah gereja dengaan teori tentang grafitasi dengan menjatuhkan sebuah Apel dari menara Pisa.
Masih mengambil dari pertemuan yang hampir terahir, hehe banyak njiplak ni.. belia mengataka teori ini pula di paparka oleh ilmuan barat Ian Barbor, dalam bukunya When Religion meet Science bahwa terdapat dua teori apabila Agama bertemu dengan Sains tentunya seperti contoh ddan pembahasan di atas. Dan lagi-lagi mengambil dari dosen saya, haha sampe ngefans berat ni ma pak dosen ya karena Cuma itu yang saya bisa, dalam jurnal penelitian yang beliau tulis seperti dalam penelitian An-Nur dalam judul MAGIC, SCIENCE AND RELIGION , di katakan bahwasanya agama telah mengalami perubahan atau berefolusi dari yang kolot dan kaku hingga sampai dapat di tangkap secara ilmiah, atau juga agama saat ini tak hanya sebagai Tipologi namun ia telah dapat bergabung dengan sains menyatu dan saling membutuhkan.
Sejak era renaisans di Barat dan entah di tahun berapa itu, sains bisa di katakan telah mendominasi dan elah mengalahkan agama. Agama di Barat memang masih di akui keberadaan nya, tetapi posisinya terus terpinggirkan dari ranah ilmu pengetahuan dan ia hanya bersemayam dalam ranah wahyu belaka. Segangkan bagaimana di Indonesia tercinta ini..? dari banyak yang saya perhatikan di Indonesia memang sedang gencar-gencar nya di perdebadkan seperti, kloning, bayi tabung dan lain sebagainya yang itu telah menunjukan perkembangan teknologi. Saya membaca di berbagai buku yang menjelaskan bahwa kloning, bayi tabung, keluarga berencana, itu semua di perbolehkan oleh MUI, jadi dapat di tangkap ari bahwasanya sains tersebut telah dapat di terima kehadiran nya, dan bersanding dala kehidupan masyarakat di dunia dewasa ini.
No comments:
Post a Comment