Oleh : Sampun Maem
Kesadaran, seringkali muncul berbarengan dengan perasaan terancam. Ia menjadi saksi sebuah kekuatan yang jauh lebih besar darinya. Sebuah situasi mencekam melayang-layang nun jauh di luar angkasa, atau mungkin cukup dengan menyelam dalam samudera tergelap imajinasinya sendiri. Dan pada saat itu, kita tahu: harapan hanyalah sebuah gagasan. Ia bukan suatu yang bisa berdiri sendiri. Ia rentan. Ia butuh sesuatu yang dapat ditumpu.
Kesadaran, seringkali muncul berbarengan dengan perasaan terancam. Ia menjadi saksi sebuah kekuatan yang jauh lebih besar darinya. Sebuah situasi mencekam melayang-layang nun jauh di luar angkasa, atau mungkin cukup dengan menyelam dalam samudera tergelap imajinasinya sendiri. Dan pada saat itu, kita tahu: harapan hanyalah sebuah gagasan. Ia bukan suatu yang bisa berdiri sendiri. Ia rentan. Ia butuh sesuatu yang dapat ditumpu.
Orang dapat
menumpukan harapannya pada apa saja: Pada pelepah pisang, atau pada
genangan air, atau pada bau hujan, atau pada mi rebus, atau bahkan pada
gagasan-gagasan paling yang muluk sekalipun; gagasan tentang cinta, akal budi,
kemanusiaan, material-spiritual, atau jika perlu, gagasan tentang keberanian
menantang samudera tanpa satu pulau pun untuk disinggahi, misalnya.
Kau tak
perlu segala tanya soal tumpuan mana yang lebih baik. Aku tak tahu, tapi
mungkin dalam situasi itu kita bisa melihat segala sesuatunya jadi lebih jelas.
No comments:
Post a Comment