Oleh : Sigit Budi
Saya kira mereka yang membaca dan belajar teori abad XX, tentu mengenal Anton Pavlov dengan teori Anjing Pavlovnya.
Saya mengenal sedikit teori anjing Pavlov ketika tekun belajar strukturalisme, semiotika, psikoanalisa dsb yang berada dalam rumpun titik balik bahasa dalam ilmu sosial.
Saya kira mereka yang membaca dan belajar teori abad XX, tentu mengenal Anton Pavlov dengan teori Anjing Pavlovnya.
Saya mengenal sedikit teori anjing Pavlov ketika tekun belajar strukturalisme, semiotika, psikoanalisa dsb yang berada dalam rumpun titik balik bahasa dalam ilmu sosial.
Sampai tadi malam, Pavlov melintas diotak saya tanpa wow apapun. Namun
tayangan Nat Geo yang saya tonton sekilas di layar 40 inch sambil
ngobrol kerjaan di warung kopi nancep jleb di kepala saya.
Anjing Pavlov dan Anton Pavlov, tentunya, tidak hanya bermain bunyi lantas anjingnya melet berliur seketika membangun hubungan signifikasi signifier bunyi - signified makanan di kepala si anjing. Jauh melampaui itu saudara.
Sebagai psikolog, Pavlov menerapkannya dalam praktik saudara2. Praktik yang menurut nilai saya hari ini sangat keji dan terkesan putus asa akut.
Bagaimana tidak keji, Pavlov bersama militer Rusia dalam PD II melawan Jerman menjadikan anjing sebagai pengantin bunuh diri. Caranya mirip dengan bermain bunyi di atas. Si anjing yang dibikim lapar dilatih secara brutal mengejar benda bergerak berbentuk tank. Makanan pancingan selalu ditaruh dibawah tank. Begitu bertahun anjing dilatih untuk mendapatkan makanan penghilang lapar dan dahaga.
Tak pelak, ketika perang berlangsung tidak seimbang, dan Jerman di atas angin, maka pada setiap penampakan tank Jerman, anjing pengantin bom bunuh diri ini akan dilepas oleh pasukan Rusia. Satu per satu anjing ini trengginas berlari mengejar tank yang ada. Sesampainya anjing di kolong tank Jerman: boooom! Si anjing malang yang lapar itu koyak bersama detonator bom yang mengubah tank jadi rongsokan besi.
Sungguh di luar akal saya. Dalam hati saya, semoga tidak ditiru kaum fasis dan fundamentalis hari ini.
Anjing Pavlov dan Anton Pavlov, tentunya, tidak hanya bermain bunyi lantas anjingnya melet berliur seketika membangun hubungan signifikasi signifier bunyi - signified makanan di kepala si anjing. Jauh melampaui itu saudara.
Sebagai psikolog, Pavlov menerapkannya dalam praktik saudara2. Praktik yang menurut nilai saya hari ini sangat keji dan terkesan putus asa akut.
Bagaimana tidak keji, Pavlov bersama militer Rusia dalam PD II melawan Jerman menjadikan anjing sebagai pengantin bunuh diri. Caranya mirip dengan bermain bunyi di atas. Si anjing yang dibikim lapar dilatih secara brutal mengejar benda bergerak berbentuk tank. Makanan pancingan selalu ditaruh dibawah tank. Begitu bertahun anjing dilatih untuk mendapatkan makanan penghilang lapar dan dahaga.
Tak pelak, ketika perang berlangsung tidak seimbang, dan Jerman di atas angin, maka pada setiap penampakan tank Jerman, anjing pengantin bom bunuh diri ini akan dilepas oleh pasukan Rusia. Satu per satu anjing ini trengginas berlari mengejar tank yang ada. Sesampainya anjing di kolong tank Jerman: boooom! Si anjing malang yang lapar itu koyak bersama detonator bom yang mengubah tank jadi rongsokan besi.
Sungguh di luar akal saya. Dalam hati saya, semoga tidak ditiru kaum fasis dan fundamentalis hari ini.
2 comments:
menarik sekali
blog menarik, komentar juga ya ke blog saya www.belajarbahasaasing.com
Post a Comment